Saat ini siapa yang tak mengenal Facebook,
Twitter, Youtube, Google, Yahoo dan kawan-kawannya? Hampir seluruh warga dunia,
baik yang di perkotaan atau pelosok, akrab dengan barang-barang dari dunia maya
ini. Apalagi untuk anak muda. Yang namanya update status dan ngetwit
sudah menjadi aktivitas rutin setiap hari, bahkan setiap menit.
Dalam wacana-wacana sosial dan budaya, saat ini
Sobat Birru semua hidup dalam dunia yang terlipat. Sebuah dunia ketika jarak
geografi dan putaran jarum arloji tak mempengaruhi interaksi atau pertukaran
infomasi. Yang jauh menjadi dekat, yang biasa ditempuh dalam waktu yang lama
berubah menjadi seketika. Dengan kehadiran piranti teknologi seperti gadget
misalnya, Sobat Birru dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia lain
dengan seketika saat ini juga.
Berbicara dunia teknologi informasi, Sobat Birru
harus mengenal salah satu anak muda yang satu ini. Imam FR Kusumaningati
namanya. Kepada Lazuardibirru, Imam mengaku begitu terpikat dengan perkembangan
teknologi informasi.
“Nggak tahu kenapa saya tertarik ke
perkembangan teknologi informasi. Kalau dibilang panggilan hati, mungkin
terlalu lebay. Mungkin lebih tepatnya sangat menyedot perhatian saya”
kata Imam.
Menurut Imam dengan hadirnya berbagai macam
teknologi informasi dan komunikasi, ke depannya akan terbentuk masyarakat
informasi. Bahkan untuk ukuran saat ini, Imam menilai sudah lahir digital
generation atau digital native. Sebuah generasi yang sudah
langsung bertemu dengan piranti teknologi digital.
Namun ketertarikan Imam FR Kusumaningati bukan
sekedar pada kehadiran piranti-piranti seperti smartphone, gadget, tablet beserta
saudara-saudaranya, melainkan pada potensi edukasi dari produk-produk ini.
Jejaka kelahiran 1991 ini melihat adanya teknologi informasi akan membawa
perubahan yang sangat luar biasa pada kehidupan, terutama pada paradigma
pendidikan.
“Ke depannya, dengan adanya teknologi informasi
dan komunikasi bisa mewujudkan pendidikan sepanjang hayat dan pendidikan untuk
semua. lifelong education dan education for all” ungkap Imam.
Untuk itu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ini menganggap masyarakat Indonesia perlu melek atas teknologi
infomasi. Karena dengan memanfaatkan teknologi digital secara baik dan bijak
kehidupan akan menjadi lebih maksimal, efisien dan efektif.
Memang ada banyak tantangan dan negativitas yang
mengiringi laju perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Namun justru
karena itu edukasi dan pemberdayaan untuk masyarakat banyak menjadi perlu dan
mendesak. Menurut Imam saat ini sudah banyak yang menggarap lahan pemberdayaan
masyarakat berbasis teknologi informasi. Komunitas Djuanda salah satunya.
Sebuah komunitas di mana Imam tergabung di dalamnya.
“Saya melihat ada beberapa organisasi yang memang
memberdayakan masyarakat desa agar melek teknologi informasi. Kalau
diistilahkan, pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi infomasi. Saya sendiri
tergabung dalam Komunitas Djuanda. Komunitas yang concern pada
sosialisasi teknologi informasi dan budaya visual pada masyarakat” kata jejaka
usia 22 tahun ini.
Sebagai ujud kecintaannya pada edukasi berbasis
teknologi informasi, Imam telah mempublikasikan 2 buah buku. Karya pertama
tentang serba-serbi tentang Citizen Journalism dan panduan praktis menjadi
Citizen Journalist untuk pemula. Sedangkan buku yang kedua berjudul Ngandroid:
Hidup Menjadi Lebih Mudah dan Menyenangkan dengan Android.
Buku pertama Imam tentang jurnalisme warga sangat
erat dengan eksistensi teknologi informasi. Menurutnya saat ini para pelaku
jurnalis warga lebih memilih akses internet untuk menyebarkan informasi.
“Pertimbangannya banyak. Misalkan harus mengirim
ke koran, harus menunggu hari esok. Kalau lewat internet, pada situs jejaring
sosial atau blog, tidak menunggu waktu lama, informasi bisa segera disebarkan”
ungkap Imam.
Adapun buku kedua Imam coba mengeksplorasi
android, salah satu bentuk teknologi informasi yang sedang berkembang saat ini.
Eksplorasi tentang android ini difokuskan pada berbagai aplikasi yang dapat
membatu keseharian masyarakat.
“Pada buku kedua, saya lebih mengeksplore
tentang aplikasi pada android yang jumlahnya banyak sekali. Di buku ini saya
berusaha merangkum aplikasi-aplikasi apa saja yang paling dibutuhkan masyarakat
untuk keperluan sehari-harinya. Makanya judul buku saya; Hidup Menjadi Lebih
Mudah dan Menyenangkan dengan Android” terang Imam FR Kusumaningati pada Lazuardibirru.
Sobat Birru semua bisa mencontoh apa yang telah
Imam lakukan. Kemudahan dan kecanggihan yang telah diberikan oleh teknologi
sudah seharusnya dimanfatkan sebaik dan sepositif mungkin agar kualitas hidup
kita meningkat. Jadi jangan lupa, kemampuan mengakses teknologi infomasi dan
komunikasi harus selalu dibarengi karakter edukasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar