Mastia Lestaluhu
Bulan ini, mulai tanggal 9 hingga 20 Juni nanti,
Musabaqah Tilawatil Qur’an nasional 2012 diselenggarakan. Kota yang beruntung
menjadi tuan rumah adalah Ambon, Maluku. Profil Sobat Birru kita kali ini akan
mengangkat salah satu peserta MTQ yang merupakan wakil dari DKI Jakarta.
Rupanya tidak mudah menjadi wakil dari provinsi
yang selanjutnya akan dikirim ke MTQ tingkat nasional tersebut. Ada beberapa
tahap seleksi yang harus dilewati terlebih dahulu. Mulai dari seleksi tingkat
kecamatan dan seterusnya. Sehingga bisa dikatakan peserta MTQ nasional adalah
yang terbaik di provinsinya masing-masing.
Kira-kira demikian ringkasan perbincangan Sobat
Birru dengan Mastia Lestaluhu. Gadis kelahiran Ambon ini akan mewakili DKI
Jakarta dalam MTQ nasional XXIV pada cabang Sarhil Qur’an. “Tahun ini
saya jadi peserts MTQ di Ambon cabang Sarhil Qur’an. Jadi untuk cabang
ini dalam satu team ada tiga orang. Satu orang sebagai penceramah dan lainnya
sebagai pembaca al Qur’an serta sari tilawah,” tutur gadis yang biasa disapa
Tia.
Dunia seni baca al Qur’an begitu lekat dengan
kehidupan Tia. Menurut pengakuannya, semenjak kecil dirinya sudah diajari
membaca al Qur’an oleh keluarganya. Adapun mulai benar-benar belajar seni baca
al Qur’an ketia Tia duduku di bangku kelas 3 SD. Setahun kemudian gadis
kelahiran 1 Mei 1993 ini langsung mengikut-sertakan diri dalam berbagai ajang
perlombaan Qiroatul Qur’an. “Pertama ikut MTQ kelas 4 SD mulai tingkat
kabupaten dan lanjut ke provinsi. Tahun 2003 dan 2004 saya meraih juara 1 qari’ah
cabang tilawah golongan anak-anak tingkat provinsi Maluku,” cerita Tia.
Kemerduan suara Tia tetap terjaga ketika
menginjak usia remaja. Terbukti pada tahun 2008 dan 2010, gadis kelahiran Ambon
ini menggondol juara 1 qari’ah cabang tilawah golongan remaja tingkat
provinsi Maluku tahun 2008 dan 2010.
Ketika ditanya dari mana Tia memperoleh energi,
semangat dan motivasi sedemikian hingga dunia seni baca al Qur’an benar-benar
ia dalami. “Motivasi dari keluarga. Alhamdulllah kakak-kakak juga qori’. Bahkan
kakak saya juga mengajar seni baca al Qur’an di rumah. Jadi saya termotivasi
dari keluarga,” jawab Tia.
Dari sekian banyaknya perlombaan yang telah
diikuti, Tia mengaku begitu terkesan dengan Ihtifal Pengajian Tinggi se-ASEAN
di Malaysia tahun lalu. “Perlombaan yang paling mengesankan di Malaysia
kemarin. Ihtifal Pengajian Tinggi tingkat ASEAN. Jadi yang mengadakan ASEAN.
Saya ikut MTQ dan alhamdulillah saya juara kedua 2. Selama 6 hari saya di
Malaysia dan sangat terkesan dengan acaranya,” cerita Tia.
Menjaga kondisi suara merupakan hal terpenting
bagi seorang Qori’. Dalam perbincangan, Tia sempat memberikan tips agar suara
tetap prima. “Biar suaranya terjaga, napasnya panjang, nggak serak, jaga dari
makanan berminyak, pedes, dan nggak minum es. Jadi pastinya kalau mau tampil
jauhi makanan dan minuman tersebut. Namun sebenarnya bagi yang sudah
profesional pantangan-pantangan tersebut tidak masalah. Karena dia sudah tahu
tehnik suaranya seperti apa,”.
Meskipun sudah memiliki kemampuan di atas
rata-rata, Tia tak jemu-jemu berguru ke ahli-ahli seni baca al Qur’an lainnya.
Bahkan gadis Ambon ini mengaku memiliki idola Syekh-Syekh dari Mesir yang tidak
lain master dalam bidang seni baca al Qur’an.
“Saya punya banyak idola qori’. Dari luar negeri
ada, Indonesia juga ada. Terutama dari Mesir seperti Mustofa Ismail, Ramadhan
Alindawi. Dari Indonesia guru-guru saya. Alhamdulillah guru saya juga juara
internasional seperti H. Muhammad Ali dan Muhajir. Saya bertemu beliau-beliau ini
ketika diperkenalkan guru saya sebelumnya di MTQ,” kata Tia.
Nah bagi Sobat Birru yang tertarik dengan seni
baca al Qur’an, jejak langkah Tia bisa menjadi kompas. Seni baca al Qur’an
bukan sekedar perihal pelestarian budaya Islam atau mencapai titik prestasi
tertentu. Tetapi lebih dari itu semua seni baca al Qur’an memiliki nilai
ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar