Rasanya sulit membekukan Sobat Birru kita yang satu ini dalam sebuah
konsep, sebuah kata. Identitasnya terasa cair sedemikian hingga kerap
lolos ketika hendak dirangkum apakah dirinya seorang aktivis, pengacara
atau pebisnis misalnya. Namun justru di situlah letak kekuatannya.
Dirinya yang tidak membeku total dan tercerai-berai di berbagai ruang
aktivitas membuatnya bisa menjadi siapa saja.
Ulan biasa ia disapa. Wulandari nama sesungguhnya. Tentang relasi
diri dan aktivitasnya, gadis yang selalu wara wiri dengan jilbab ini
menuturkan “Saat ini aku menyukai semua aktivitas yang ada. Aku tipe
orang yang pengen tahu tapi nggak mau terikat. Setiap yang aku lakuin
punya sisi menariknya masing-masimg. Aku nggak bisa memfokuskan satu
aktivitas dibanding dengan aktivitas yang lain. Karena kalau aku
menfokuskan itu, aku bakal memlih itu daripada yang lain”.
Mungkin lantaran cairnya pribadi Ulan, tidak mengherankan jika
dirinya memiliki jangkauan pergaulan di atas rata-rata teman sebayanya.
Namun ketika ditanya apa resep sehingga kehadirannya mudah diterima
banyak orang, Ulan hanya bisa bicara “Aku juga sampai sekarang belum
bisa menemukan itu. Sampai ada beberapa temen yang nanya, kok lu bisa
sih gaul ke orang-orang itu”.
“Tapi mungkin aku kira intinya satu. Jangan pernah menyombongkan diri dan merendahkan diri sendiri”. Tambah Ulan.
Sobat Birru, apa yang dilakukan Ulan bukan sembarang aktivitas dan
tentu sangat jauh dari aroma negatif. Gadis yang membenci kesendirian
ini adalah sosok yang aktif berorganisasi. Bahkan tidak hanya satu, ada
banyak organisasi yang dirinya terlibat aktif di dalamnya. Hal inilah
yang membuat skala kehidupan Ulan membengkak dan ritme aktivitasnya pun
tampak cepat.
Minat berorganisasi mulai kentara ketika Ulan memasuki bangku kuliah.
Di semester-semester awal, Ulan bergabung dengan berbagai macam unit
kegiatan mahasiswa seperti Pers mahasiswa, Fotografi dan Pecinta Alam.
Untuk organisasi ekstra kampus Ulan sempat menjadi pengurus Forum
Silaturahmi Mahasiswa (Forsma Jakbar). Pun ia tergabung di PMII, Gema
Kosgoro hingga KNPI. Dan bahkan masih ada lagi, Ulan juga aktif di
berbagai komunitas seni, sosial serta keagamaan.
Sebagai seorang gadis yang berkecimpung aktif di berbagai komunitas
dan organisasi, menggelar sekaligus mengorganisir suatu acara bukanlah
hal baru yang jarang ditemui. Mulai dari acara skala lokal, nasional
hingga internasional pernah Ulan hadapi. Untuk Sobat Birru mahasiswi
Mercubuana ini bercerita;
“Kalo events, Jakcloth sama Yamaha Asean U-13 mungkin events terbesar
yang pernah aku pegang. Jadi di situ, aku punya kekuatan tersendiri
atas kelangsungan events. Kalo events itu sedikit kacau, berarti itu
ulahku. Soalnya aku megang bagian acara. Events terbesar Yamaha lainnya,
kayak Milyader Yamaha, aku juga selalu ikut”.
Tentu saja keterlibatan Ulan dalam beberapa events besar yang bisa
dikatakan “bukan mainan kecil” tersebut bukanlah ibarat barang yang
jatuh dari langit dengan cuma-cuma. Semua itu bisa disebut sebagai
radiasi positif yang diterimanya lantaran aktif berorganisasi dan
berkomunitas. Barangkali itulah salah satu dari sekian banyak hal yang
membuat Ulan semakin terpikat dan gandrung untuk membenamkan diri di
berbagai komunitas dan organisasi. Dan bahkan menurut gadis yang
menyukai kucing ini, sebaik-baik sekolah adalah organisasi.
“Menurutku makna oraganisasi adalah me-manage waktu dan orang serta
menjalin tali silaturrahmi. Aku kira sekolah paling bagus, ya
organisasi” ungkap gadis kelahiran Jakarta ini.
Sisi menarik lain Ulan yang patut Sobat Birru teladani adalah
kepeduliannya dengan dunia anak muda, terutama dalam hal pendidikan dan
keagamaannya. Menurut Ulan kehidupan generasi muda saat ini sudah
semakin sekuler dan kurang mempedulikan syari’at Islam. Meskipun Ulan
menyadari bahwa dirinya juga masih mempelajari Islam, namun ia akan
berusaha yang terbaik untuk agamanya.
Kepedulian Ulan bukan sekedar wacana belaka. Hal itu ia presentasikan
ke dalam sejumlah aktivitas bersama komunitasnya. Misalnya dari hal
yang terkecil Ulan selalu memprovokasi teman-teman perempuannya untuk
memakai jilbab. “Aku pengen kasih tahu ke cewek-cewek yang cantik-cantik
itu, kalau bisa tetap cantik dengan jilbab. Tapi memang sih, susah
banget ngajak temen berjilbab. Lebih mudah ngajak orang makan”.
Di dunia pendidikan, gadis yang juga menyukai musik metal ini bersama
teman-temannya mendirikan taman bacaan di daerah Jakarta Utara.
Menurutnya di kampung itu anak-anak mudanya terkontaminasi dengan
narkoba, miras dan hal-hal negatif lainnya. Bahkan dalam beberapa waktu
mendatang Ulan juga akan membuka taman-taman bacaan lainnya.
Bagi Ulan sudah terlalu banyak orang sukses untuk dirinya sendiri.
Ulan tidak menghasrati itu. Ulan memang ingin menjadi orang sukses, tapi
bukan sekedar untuk dirinya, melainkan juga mereka, yang lara dan papa.[hajid]